LintasbuanaNews, Sukabumi  – Nasib naas keluarga mempelai, siapa sangka pesta perkawinan dengan berbagi-bagi nasi bungkus gratis membawa petaka di kapung Cimangir , Desa Pasangrahan , Kecamatan Sagaranten Kabupaten sukabumi , pada hari minggu (9/6/2024 ) lalu ratusan orang mengalami keracunan makanan dan 2 orang meninggal dunia.
Hingga hari ini Rabu (12/6/2024) sekitar pukul 08.00 WIB terhitung jumlah korban keracunan mencapai 192 orang, dengan kondisi 72 orang di Kecamatan Sagaranten masih mendapat penanganan medis. Terkait rincian posisi penanganan medis untuk Puskesmas Sagaranten total pasien keracunan 91 orang, yang masih dirawat 34 orang dan 57 orang sudah diperbolehkan pulang.
Namun nahas, dari kejadian itu terdapat dua orang warga yakni Nasyifa (9) dan Nandang (55) yang meninggal dunia akibat keracunan makanan hajatan. Tapi tak cuma para tamu hajatan yang keracunan. Si empunya acara pun juga jadi korban.
Diungkapkan oleh Kapolsek Sagaranten, AKP Deni Miharja mengungkap pasangan pengantin dan keluarga yang tinggal di Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten juga mengalami gejala serupa, yakni keracunan.
“Keluarga yang menggelar pernikahan juga juga sama merea mengalami keracunan, termasuk pengantinnya, hanya memang kondisi mereka kuat,” ujar Deni.
“Untuk korban meninggal itu kan balita dan lansia, karena ada penyakit penyerta sehingga kondisinya lemah. Intinya penyebab masih dalam penyelidikan kami ya,” lanjutnya.
Polisi kemudian memeriksa sejumlah saksi termasuk penyelenggara acara tersebut. Selain itu, sampel makanan dan minuman juga sudah dikirimkan ke laboratorium untuk pengecekan. Polisi sendiri masih menunggu hasilnya.
“Sementara saksi yang kita mintai keterangan yang punya hajat ya, itu acara pernikahan. Untuk korban kami masih menunggu kondisinya pulih. Untuk sampel makanan sudah di lab minuman juga tinggal nunggu hasil,” kata Deni.
Sementara itu, Dinas Kesehatan pun langsung bergerak cepat membangun Posko Darurat. Bupati Sukabumi Marwan Hamami dikabarkan sudah menetapkan peristiwa tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB.
“Data terbaru hingga hari ini yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Sagaranten tersisa sebanyak 12 orang dari 94 orang yang kami tangani sejak awal. Untuk pasien yang sudah dinyatakan pulih sebanyak 82 orang,” kata Kepala Puskesmas Sagaranten, Sudarna.
Empat hari pasca kejadian munculnya gejala keracunan makanan, sampel makanan yang diduga menjadi pemicu baru dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat. Hasilnya, baru bisa diketahui dalam kurun waktu 14 hari.
“Jadi kami juga setelah mendapat informasi seperti itu petugas-petugas kami mengambil sampel makanan, tujuannya mudah-mudahan bisa menegakkan penyebab dari keracunan makanan ini,” kata Cucu Sumintardi, Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
“Hari ini makanan sudah kami kirimkan ke laboratorium di provinsi Jawa Barat tinggal menunggu hasil dan untuk beberapa hari ke depan kita coba koordinasi dengan provinsi Jawa Barat,” sambungnya.
Dia menjelaskan, peristiwa warga keracunan makanan itu mayoritas tamu undangan yang kemudian baru mengalami gejala keracunan pada 6-7 jam kemudian. “Jadi pernikahannya belum, itu akan melaksanakan pernikahan melakukan syukuran dulu. Acara syukuran dimulai dari pagi sekitar jam 09:00 WIB kemudian ada acara pengajiannya di jam 14:00 WIB ke sana,” ujarnya.
“Penyebabnya mereka memakan makanan yang dimasak oleh keluarga itu, rata-rata saya melihat pada saat ditanya ke pasien penderita terduga keracunan begitu setelah makan di antara 6 sampai 7 jam baru mengalami keluhan-keluhan seperti itu dan mereka datang ke puskesmas datang ke rumah sakit untuk ditangani,” tambahnya.**